Rabu, 30 Januari 2008

10 Urutan Pengangkapan Yesus Sampai Penyaliban

1. Yesus ditangkap
(mat 26:47-56; Mark 14:43-52; Luk 22:47-53; Yoh 18:2-12)

2. Pengadilan agama dihadapan Hanas
(Yoh 18:12-14, 19-24) dan dihadapan Kayafas (Mat 26:57, 59-68; Mark 14:53, 55-65; Luk 22:54, 63-65; Yoh 18:24)

3. Penyangkalan oleh Petrus
(26:58, 69-75; Mrk 14:54, 66-72; Lk 22:54-62; Yh 18:15-18, 25-27)

4. Hukuman dijatuhkan oleh Sanhedrin
(27:1; Mrk 15:1; Lk 22:66-71)

5. Kematian Yudas
(27:3-10)

6. Pengadilan dihadapan Pilatus
(27:2, 11-14; Mrk 15:2-5; Lk 23:1-5; Yh 18:28-38)

7. Pengadilan dihadapan Herodes
(Lk 23:6-12) yg mengirim Dia kembali kpd Pilatus (27:11-26; Mrk 15:6-15; Lk 23:11-25; Yh 18:28-19:1, 4-16)

8. Yesus dicemoohkan
(27:27-30; Mrk 15:16-19; Yh 19:2-3), setelah itu Ia dipukuli & dibawa ke luar untuk disalibkan (27:31)

9. Menuju ke Golgota (27:32-34; Mrk 15:20-23; Lk 23:26-33

10. Penyaliban
(27:35)

10 Penyakit Kronis

Oleh: Louis Binstock, 1958.
Diceritakan kembali oleh: Yanto Martosudarmo PhD.

1. Menyalahkan orang lain. Itu penyakit P dan K, yaitu Primitif dan Kekanak-kanakan. Menyalahkan orang lain adalah pola pikir orang primitif. Di pedalaman Afrika, kalau ada orang yang sakit, yang dipikirkan adalah: Siapa nih yang nyantet ? Selalu "siapa". Bukan "apa" penyebabnya, tapi "siapa". Bidang kedokteran modern selalu mencari tahu "apa" sebabnya, bukan "siapa". Jadi kalau kita berpikir menyalahkan orang lain, itu sama dengan sikap primitif. Pakai koteka aja deh, nggak usah pakai dasi dan jas. Kekanak-kanakan,. Kenapa? Anak-anak selalu nggak pernah mau disalahkan. Kalau ada piring yang jatuh, :" Adik tuh yang salah", atau " mBak tuh yang salah". Anda pakai celana monyet aja kalau bersikap begitu. Kalau kita manusia yang berakal dan dewasa selalu mencari sebab, kenapa demikian, sebabnya apa ini?.

2. Menyalahkan diri sendiri. Menyalahkan diri sendiri bahwa dirinya merasa tidak mampu. Anda pernah mengalaminya? Kalau anda bilang tidak pernah, berarti anda bohong sama saya. "Ah, dia sih bisa, dia ahli, dia punya jabatan, dia berbakat dlsb, Lha saya ini apa?, wah saya nggak bisa deh. Dia S3, lha saya SMP, wah nggak bisa deh. Dia punya waktu banyak, saya sibuk, pasti nggak bisa deh. Penyakit ini seperti kanker, tambah besar, besar di dalam diri sehingga bisa mencapai "improper guilty feeling". Jadi walau yang salah partner, anak buah, atau bahkan atasan, berani bilang: " Saya kok yang memang salah, tidak mampu dlsb". Penyakit ini pelan-pelan bisa membunuh kita. Merasa inferior, kita tidak punya kemampuan. Kita sering membandingkan keberhasilan orang lain dengan kekurangan kita. Penyakit ini tidak akan memecahkan persoalan, menutupi kelemahan. Insting kita selalu tidak mau terlihat lemah.

3. Tidak punya goal/cita-cita. Kita sering terpaku dengan kesibukan kerja, tetapi arahnya tidak jelas. Sebaiknya kita selalu mempunyai target kerja dengan milestone. Target jangka panjang dan jangka pendek secara tertulis. Ilustrasi: Ada anjing jago lari yang sombong. Apa sih yang nggak bisa saya kejar, kuda aja kalah sama saya. Kemudian ada kelinci lompat-lompat, kiclik, kiclik, kiclik. Temannya bilang: "Nah tuh ada kelinci, kejar aja". Dia kejar itu kelinci, wesss...., kelinci lari lebih kencang, anjingnya ngotot ngejar dan kelinci lari sipat-kuping (sampai nggak dengar/peduli apa-apa), dan akhirnya nggak terkejar, kelinci masuk pagar. Anjing kembali lagi ke temannya dan diketawain. "Ah lu, katanya jago lari, sama kelinci aja nggak bisa kejar. Katanya lu paling kencang". "Lha dia goalnya untuk tetap hidup sih, survive, lha gua goalnya untuk "fun" aja sih. Kalau "goal" kita hanya untuk "fun", isi waktu aja, ya hasilnya cuma terengah-engah saja.

4. Mempunyai "goal", tapi salah. Biasanya dialami oleh orang yang tidak "teachable". Goalnya salah, fokus kita juga salah, jalannya juga salah, arahnya juga salah. Ilustrasi: Di Beijing ada pemuda yang terobsesi dengan emas, karena pengaruh tradisi yang mendewakan emas. Pemuda ini pergi ke pertokoan dan mengisi karungnya dengan emas dan seenaknya ngeloyor pergi. Tentu saja ditangkap polisi dan ditanya. Jawabnya: Pokoknya saya mau emas, saya nggak mau lihat kiri-kanan.

5. Mengambil jalan pintas, short cut. Keberhasilan tidak pernah dilalui dengan jalan pintas. Jalan pintas tidak membawa orang ke kesuksesan yang sebenarnya, real success, karena tidak mengikuti proses. Kalau kita menghindari proses, ya nggak matang, kalaupun matang ya dikarbit. Jadi, tidak ada tuh jalan pintas. Ronaldo jadi pemain sukses dengan latihan 6 jam per hari. Pemain bulutangkis Indonesia bangun jam 5 pagi, lari keliling Senayan, melakukan smesh 1000 kali. Itu bukan jalan pintas. Nggak ada orang yang leha-leha tiap hari pakai sarung, terus tiba-tiba jadi juara bulu tangkis. Nggak ada ! Kalau anda disuruh taruh uang 1 juta, dalam 3 minggu jadi 3 juta, masuk akal nggak tuh? Nggak mungkin !. Karena hal itu melawan kodrat.

6. Mengambil jalan terlalu panjang, terlalu santai. Analoginya begini : Pesawat terbang untuk bisa take-off, harus mempunyai kecepatan minimum. Pesawat Boeing 737, untuk dapat take-off, memerlukan kecepatan minimum 300 km/jam. Kalau kecepatan dia cuma 50 km/jam, ya cuma ngabis-ngabisin avtur aja, muter-muter aja. Lha kalau jalannya, runwaynya lurus anda cuma pakai kecepatan 50 km/jam, ya nggak bisa take-off, malah nyungsep iya. Iya kan ?

7. Mengabaikan hal-hal yang kecil. Dia maunya yang besar-besar, yang heboh, tapi yang kecil-kecil nggak dikerjain. Dia lupa bahwa struktur bangunan yang besar, pasti ada komponen yang kecilnya. Maunya yang hebat aja. Mengabaikan hal kecil aja nggak boleh, apalagi mengabaikan orang kecil.

8. Terlalu cepat menyerah. Jangan berhenti kerja pada masa percobaan 3 bulan. Bukan mengawali dengan yang salah yang bikin orang gagal, tetapi berhenti pada tempat yang salah. Mengawali dengan salah bisa diperbaiki, tetapi berhenti di tempat yang salah repot sekali.

9. Bayang bayang masa lalu. Wah puitis sekali, saya suka sekali dengan yang ini. Karena apa ? Kita selalu penuh memori kan ?. Apa yang kita lakukan, masuk memori kita, lalu membuat, minimal sebagai pertimbangan kita untuk langkah kita berikutnya. Apalagi kalau kita pernah gagal, nggak berani untuk mencoba lagi. Ini bisa balik lagi ke penyakit nomer-3. Kegagalan sebagai akibat bayang-bayang masa lalu yang tidak terselesaikan dengan semestinya. Itu bayang-bayang negatip. Bayang-bayang positip juga ada, jadi ngocol, orang sukses dia. Masa depan kadang-kadang menakutkan, karena kita nggak tahu kan ? Memori kita kadang-kadang sangat membatasi kita untuk maju ke depan. Kita kadang-kadang lupa bahwa hidup itu maju terus. "Waktu" itu maju kan ?. Ada nggak yang punya jam yang jalannya terbalik ?? Nggak ada kan ? Semuanya maju, hidup itu maju. Lari aja ke depan, kalaupun harus jatuh, pasti ke depan kok. Orang yang berhasil, pasti pernah gagal. Itu memori negatip yang menghalangi kesuksesan. Ada juga memori kesuksesan yang juga bisa menjadi penyakit seperti penyakit nomer 10 ini.

10. Menghipnotis diri dengan kesuksesan yang kadang-kadang semu. Biasa disebut Pseudo Success Syndrome. Kita dihipnotis dengan itu. Kita, kalau pernah berhasil dengan sukses kecil, terus berhenti, nggak kemana-mana. Ilusi dari sukses. Napoleon menyatakan: " Saat yang paling berbahaya datang bersama dengan kemenangan yang besar". Itu saat yang paling berbahaya, karena orang lengah, mabuk kemenangan. Jangan terjebak dengan goal-goal hasil yang kecil, karena kita akan menembak sasaran yang besar, goal yang jauh. Jangan berpuas diri, ntar jadi sombong, terus takabur.

Info sepekan

1. Sahabat Doa & Menara Doa
Hari Kamis, 7 Februari 2008 Libur

2. Sahabat Doa OMM
Hari Kamis, 14 Februari 2008 Jam 18.00
Tempat : Jl Raya Puncak No 613 Gadog
Seluruh Pelayan Jemaat, Imam Musik, Guru Sekolah Minggu, Pengurus Komas,
WAJIB HADIR

3. Menara Doa Ciomas
Hari Kamis, 14 Februari 2008 Jam 19.00
Tempat : Rumah Bapak Yafet T (Bukit Asri Ciomas)
Seluruh Pelayan Jemaat, Imam Musik, Guru Sekolah Minggu, Pengurus Komas,
WAJIB HADIR

4. visi misi masih tetap dimasukkan di warta. Usahakan kegiatan Cool & Komas dapat
dimasukkan ke dalam warta. Bisa dimintakan Jadwal Cool & Komas pada ketua/Pngurus
masing-masing.

ilustrasi

Berapa halaman kata-kata Anda?
Para ahli komunikasi mengatakan bahwa kata yang diucapkan seorang rata-rata setiap hari cukup untuk memenuhi 20 halaman kwarto dengan spasi tunggal. Ini berarti mulut kita meluncurkan kata-kata yang cukup untuk mengisi 2 jilid buku, masing sebanyak 300 halaman setiap bulan, 24 buku setiap tahun, dan 1200 buku dalam 50 tahun berbicara.Maka, pertanyaannya adalah apakah kualitas hidup kita berbanding lurus dengan kuantitas kata-kata kita? Alias, apakah semakin banyak kata, berarti hidup semakin berkualitas? Penulis Pengkhotbah mempunyai jawaban tegas : tidak. Pengkhotbah berkata," Karena makin banyak kata-kata, makin banyak kesia-siaan... (6:11).


Tinja Termahal Sedunia
Tahukah Anda bahwa tinja atau kotoran bisa mempunyai harga yang sangat mahal? Tentu bukan tinja dari manusia, meski ia seorang celebritis kondang atau bahkan presiden sekalipun. Tinja atau kotoran termahal di dunia adalah "hasil produksi" dari binatang. Nama binatangnya adalah Paradoxurus Hermaphroditus yang dalam percakapan sehari-hari kita sebut sebagai Luwak, sejenis Musang. Luwak adalah pemangsa buah kopi yang sudah matang. Ketika ia menikmati buah kopi, maka biji-biji kopi pun ikut tertelan ke dalam perutnya. Biji-biji kopi itu pun berada di dalam perut Luwak dan berinteraksi dengan segala macam ensim yang ada. Karena biji-biji kopi itu tidak dapat dicerna oleh Luwak, maka keluarlah biji-biji itu bersama dengan kotoran. Tinja Luwak dengan biji-biji kopi ini menjadi komoditas yang dicari banyak orang, karena harga biji-biji kopi yang tercampur dengan kotoran itu berkisar Rp. 650.000,- per 250 gram. Bandingkan harganya dengan kopi lain yang hanya dijual Rp. 6500,- per 250 gram. Kopi luwak 100 kali lebih mahal! Inilah kopi yang seringkali disebut-sebut termahal di dunia : Kopi Luwak. Kopi Luwak mempunyai rasa dan kualitas yang berbeda dengan kopi-kopi lain, dan oleh karenanya banyak diburu oleh para pecinta Kopi. Rasa dan kualitas kopi Luwak yang khas adalah hasil dari berada dalam proses di perut Luwak. Menjadi berkualitas adalah hasil sebuah proses.Proses itu kadangkala menyakitkan dan tidak jarang memalukan, sehingga seringkali dihindari. Tetapi, apabila kita mempunyai kerelaan dan ketabahan, kita akan keluar sebagai orang yang lebih berkualitas. Lebih berkualitas dan oleh karenanya tentu lebih berharga.


Susah itu Ada Gunanya
Seorang anak sedang asyik mengamati kupu-kupu yang sedang berusaha keluar dari kepompongnya. Ia melihat betapa susah payahnya kupu-kupu tersebut berjuang untuk melepaskan diri dari kepompongnya. Menit-menit berlalu, kupu-kupu tersebut masih terus berjuang untuk melepaskan dirinya. Lamban sekali kemajuannya untuk keluar dari kepompong itu. Didorong oleh rasa kasihan, anak itu mengambil gunting dan memotong bagian kepompong yang belum terbuka itu. Akhirnya dengan cepat kupu-kupu tersebut keluar dari kepompongnya. Kupu-kupu itu bebas terbang ke mana pun juga. Tetapi, yang terjadi justru mengenaskan. Kupu-kupu tersebut tidak dapat menggerakkan sayapnya untuk terbang. Akhirnya, ia terjatuh dan mati. Mengapa demikian?
Menurut pakar serangga, kepompong itu membelenggu kupu-kupu sedemikian rupa sehingga ia dipaksa untuk bersusah payah menggeliat dan membentuk otot-ototnya. Akibat susah payah tersebut, otot-ototnya terbentuk dan kupu-kupu tersebut siap dan mampu untuk terbang. Setelah lewat segala susah payah itu, kupu-kupu tersebut siap untuk terbang. Membebaskan kupu-kupu dari susah payahnya sama dengan memberinya hukuman mati.
Susah payah itu ada gunanya. TIdak heran apabila Paulus mampu berkata,"Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami." (2Kor 4:17)

renungan warta untuk beberapa minggu ke depan

Ia bergaul dengan Allah

Kejadian 6:9-22

Hubungan Nuh dengan yang maha kuasa digambarkan dalam empat kata yang berarti: “Nuh hidup bergaul dengan Allah.” Musa mendorong bangsa Israel untuk mengikuti Allah, dan Abraham tinggal dalam hadirat Allah, hanya Nuh dan Henokh yang hidup bergaul dengan Allah. Mengikut Tuhan berarti kerelaan untuk ikut Tuhan di setiap jalan yang dipimpin-Nya; tinggal dalam hadirat Allah berarti kesadaran akan hadirat-Nya yang kekal; hidup bergaul dengan Allah berarti berada disisi Allah terus menerus dan berada dalam hubungan yang intim dengan Allah. Ungkapan diatas juga terjadi di Perjanjian Lama dalam kitab Maleakhi 2:6, dimana para imam hidup dalam hubungan yang intim dengan Allah daripada umat Tuhan lainnya.

“Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlahlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.” (Amsal 3:5-6).

Renungkan lebih lanjut
Bagaimana Anda mengambarkan pergaulan Anda dengan Allah? Apakah Anda mengikut Tuhan, tinggal dalam hadirat-Nya, atau bergaul dengan Allah? Periksa hubungan Anda dengan Allah hari ini, dan lakukan hal-hal yang perlu dilakukan agar Anda hidup berdampingan dengan Allah.


Orang yang beriman

Kejadian 7:1-16; Ibrani 11:6-7

Walaupun Nuh dikelilingi oleh generasi yang tidak bermoral, najis dan jahat, ia percaya bahwa Allah berkuasa atas sejarah. Ia percaya ketika Allah berfirman bahwa air bah akan meliputi bumi – walaupun ia belum pernah melihat hujan sebelumnya (Kej 2:5). Ia percaya ketika Allah memintanya untuk membuat sebuah bahtera yang sangat besar – berkilo-kilo meter jauhnya dari samudera yang terdekat! Dan dia tetap percaya walaupun air bah belum terjadi selama ratusan tahun. Ada banyak defenisi dari iman, tetapi pada dasarnya iman adalah bertindak sesuai dengan perintah Allah. Apa yang difirmankan Allah memang mengejutkan, tetapi bagi Nuh, cukuplah bila ia mempercayai firman Allah.

“Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.” (Ibrani 11:1)

Renungkan lebih lanjut
Siap untuk sebuah tantangan? Jika iman adalah bertindak sesuai dengan firman Allah, seberapa berimankah saudara? Jika Anda merasa tidak layak, jangan putus asa. Buatlah daftar mengenai ketidak-taatan saudara, dan pusatkan perhatian saudara pada hal yang belum Anda lakukan – dan lakukan. Kemudian beralihlah pada hal yang lain – dan hadapi satu per satu.


Pemberita kebenaran

Kejadian 7:17-24; II Petrus 2:5; Lukas 17:26-27

Walaupun Nuh hidup ditengah-tengah bangsa yang jahat dan berdosa, ia tidak me-ninggalkannya melainkan ia menjadi pemberita kebenaran. Betapa menderita jiwanya karena melihat kekacauan dan dosa meskipun demikian ia melakukan protes yang benar. Nampaknya pemberitaannya tidak berhasil, karena hanya dia dan keluarganya yang diselamatkan. Bagaimanapun juga, tugasnya bukanlah menyelamatkan dunia – melainkan menjadi saksi yang setia bagi Allah, dan memastikan generasinya mendengar peringatan Allah tanpa kecuali.

“Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan diseluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” (Kis 1:8)

Renungkan lebih lanjut
Betapa pentingnya menyadari bahwa tugas utama kita dalam hidup ini bukanlah menyelamatkan generasi kita, tetapi menjadi saksi bagi generasi kita. Dan mengertilah, jangan sampai hal ini memadamkan semangat dan gairah untuk menginjil tetapi meningkatkannya.


Diingat oleh Allah

Kejadian 8:1-22; I Petrus 3:20

Air bah memusnahkan segala makhluk hidup dan binatang di bumi kecuali Nuh dan keluarganya, karena Allah “mengingat” Nuh. Nuh menaati perintah Allah tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya; ia membuat bahtera sesuai dengan rancangan Allah, menyaksikan air bah yang akan datang dan dari segala hewan datang sepasang kepadanya agar terpelihara hidupnya. Karena ketaatannya ia dan keluarganya – semuanya ada delapan – diselamatkan. Mereka yang mengingat Allah akan diingat oleh Allah. Ketika Nuh keluar dari bahtera yang dimasukinya kira-kira setahun kemudian, yang pertama kali dilakukannya adalah mendirikan mezbah bagi TUHAN. Perhatikan fondasi yang pertama di dunia bukanlah rumah, tetapi gereja!

“Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah – itu adalah ibadahmu yang sejati.” (Roma 12:1)

Renungkan lebih lanjut Reaksi pertama dari orang-orang yang dilepaskan Allah secara dramatis, seperti mengalami kesembuhan atau mengalami mujijat, adalah bagaimana meneruskan hidup mereka. Tidak demikian halnya dengan Nuh; kepeduliannya yang utama adalah memuliakan nama Allah – suatu prinsip yang tidak sulit untuk dilaksanakan

Jumat, 25 Januari 2008

VISI 2008

TAHUN 2008 ADALAH TAHUN MULTIPLIKASI

Doakan Visi dan Misi GBI Ciomas & GBI Oikos Tahun 2008:
1. Membuka 50 Komsel Baru (Cool/Komas)
2. Pertambahan 600 jiwa baru Dewasa
3. 200 Jiwa baru Anak muda
4. 100 Anak Sekolah Minggu baru
5. Mempunyai Gedung Gereja Permanent
6. Membuka 2 Pos PI baru

Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya. (Yakobus 5:16b)
PEMBERITAHUAN


Mulai Bulan Februari 2008 Menara Doa Akan didakan Setiap Hari Kamis Jam 19.00 WIB Penjadwalan Tugas akan dibuat oleh Koordinator Doa GBI Ciomas cq Bapak Bambang S dengan mengetahui Gembala Jemaat

Sahabat Doa Setiap Hari Kamis Jam 18.00 WIB WIB Penjadwalan Tugas akan dibuat oleh Koordinator Doa GBI OMM cq Ibu Titi P dengan mengetahui Gembala Jemaat

Pembagian Doa ini dilakukan untuk lebih fokus pada doa dan meningkatkan Pelayanan Doa yang efektif dan dinamis untuk mencapai VISI 2008

Pelayan-Pelayan Jemaat GBI Ciomas Tidak Lagi Harus Mengikuti Sahabat Doa, Demikian Juga Pelayan-Pelayan Jemaat GBI OMM Tidak Lagi Harus Mengikuti Menara Doa. Sebulan Sekali Doa akan digabung bersama-sama yang disebut dengan DOA PELAYAN JEMAAT

Gembala Jemaat Akan Hadir di kedua Tempat ini secara bergilir/begantian dan apabila dipandang perlu akan mengutus Staff Gembala